Steven Emmanuel Setiawan (15 tahun), seorang anak yang rajin mengikuti setiap kegiatan sekolah minggu di gerejanya. Di sana Steven memiliki banyak teman, salah satunya bernama Natan. Namun, hubungan mereka menjadi tidak baik setelah mengikuti perayaan Paskah bulan April lalu.
Kala itu, banyak perlombaan perayaan Paskah yang mereka ikuti, seperti mencari telur, makan kerupuk, ular tangga, dan menghias telur Paskah. Tetapi suasana yang dirasakan berubah ketika Steven dan Natan sedang mencari telur. Saat itu Steven berhasil mengumpulkan 8 butir telur sedangkan Natan berhasil unggul 1 telur yaitu 9 butir.
Perbedaan jumlah telur inilah yang membuat Natan merasa bangga dan mulai mengejek Steven yang mendapatkan telur lebih sedikit. Awalnya, Steven menganggap ejekan tersebut sebagai hal yang biasa, tetapi semakin lama ia dengar ejekan yang lontarkan membuatnya jengkel dan sakit hati.
Sejak saat itu, setiap mereka beribadah sekolah minggu bersama tak ada tegur sapa diantara mereka berdua. Hal ini membuat guru sekolah minggu mereka mencoba menasehatinya dan memberikan pandangan pada mereka bahwa peristiwa menang kalah dalam permainan adalah hal yang biasa.
Baca Juga : Semangat Belajar di SOL, Dinara Raih Peringkat Satu di Sekolah
Setelah Steven mendengar nasihat dari guru sekolah minggunya, ia tetap merasa bahwa peristiwa saat perayaan Paskah waktu lalu tetap membuatnya merasa terluka atas tindakan Natan. Hingga sampai suatu waktu pada kegiatan sekolah minggu menayangkan video dari Superbook yang menceritakan Kasih Terbesar.
Pada saat tayangan tersebut selesai ditonton, salah satu guru sekolah minggu memberikan tantangan pada anak-anak sekolah minggunya untuk mendoakan dan mau mengampuni orang yang pernah menyakiti hati mereka. Setelah mendengar tantangan yang diberikan itu, Steven tanpa ragu maju ke depan dan meminta didoakan.
Ketika selesai berdoa, guru sekolah mendekat dan bertanya kepada anak-anak sekolah minggu tentang kelegaan hati mereka setelah didoakan dan mau dengan kasih yang besar memberikan pengampunan kepada orang yang telah menyakiti hati mereka.
“Aku sudah mengampuni dosamu, jangan suka mengejek lagi ya!” ujar Steven yang langsung mendekati Natan setelah guru sekolah minggu mereka selesai berbicara.
Baca Juga : Menonton Kisah Nuh di SOL, Kini Desmon Jadi Anak yang Rajin Belajar
Sikap Steven ini membuat Natan sangat terkejut. Ternyata selama ini Natan beranggapan bahwa ejekan dan perlakuan buruknya kepada Steven adalah hal yang biasa. Tetapi Natan pun langsung berdiri dan memeluk Steven, meminta maaf atas kelakuannya selama ini.
Hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Steven dan Natan karena mereka mau saling membuka hati untuk memberikan pengampunan satu sama lain. Karena mereka menyadari bahwa Tuhan Yesus rela mati di kayu salib hanya untuk menebus dan mengampuni dosa manusia.
Melalui kisah Steven, kami sangat bersyukur karena Superbook dapat membantu perubahan baik dalam hidup Steven dan memperlengkapi pertumbuhan iman anak-anak. Kita pun dapat belajar bahwa memberikan pengampunan kepada orang yang telah menyakiti hati akan mendapatkan kelegaan hati yang luar biasa.
Mari dukung pelayanan Superbook dengan menjadi mitra CBN untuk memperlengkapi pemuridan anak. Yuk kita bersatu memberitakan Injil bersama Superbook ke seluruh Indonesia.
DUKUNG SUPERBOOK UNTUK PEMURIDAN ANAK